Laman

Jumat, 10 Desember 2010

kau.....

Buliran bening selalu mengalir
ku ingat dirimu selalu
Tertanam dalam jantung hati
Kau adalah kesendirianku
Kau nyata bagiku
Tapi sosokmu tersamarkan
Oleh semua kesedihan yang mengharu di dalam hati
Rasa ini menyakitkan
Hati tak berbentuk, remuk redam…
Menjadi puing-puing beterbangan layaknya abu
Ringan dan terabaikan olehmu
Hanyalah sampah
Yang tak kan pernah bisa kau ubah
Menjadi sebuah benda mewah seperti harapanmu
Karena…
Aku tak pernah singgah di hatimu yang berkarat
Oleh cintanya
Hatimu yang buta terhadapku…
Maafkan aku
Karena aku harus pergi
Meninggalkanmu
Meninggalkan hatimu yang terlalu indah untukku
Karena aku sayang kamu…
Dan karena ia menyayangimu

Dilemaku

Dilema ini menusuk hatiku..
Mengganggu setiap pikiranku..
Aku tak tahu apa yang harus aku perbuat..
Aku tak punya cukup kemampuan..
untuk menembus kejernihan matamu..
dan mengatakan bila aku mencintamu..
Namun yang mampu kulakukan..
Hanya memandang punggungmu yang semakin menjauh..
Sebelum aku bisa untuk meraihnya..

Duka Hati

Sebentuk hati telah terluka
Merah… mengalir membasahi relung jiwa
Cinta yang selama ini bagaikan semburat cahaya menghangatkan…
Tapi makin panas kurasa
Bilur cahaya terasa bagai ratusan jarum yang menghujam
ke dalam hati…
Pilu… perih… sakit… tak tertahan
Mati rasa…
Kugali liang
Kubur hati…
Tertanam diatasnya setangkai chrysant putih
Biarlah mewangi…
Sehingga tercium oleh nya
Terlukis indah raut
Wajahmu dalam benakku
Berikan ku cinta terindah
Yang hanya untukmu…

Ketika Sandiwara Cinta Bicara

Kala cinta pada manusia
adalah segalanya
indahnya impian dan harapan
telah membutakan mata
hingga menipuku dalam sandiwara sempurna
dan kudapat hanya luka mendalam yang sulit kusembuhkan

Kucoba seperti tak ada apa-apa
kucoba yakinkanku kan baik-baik saja
akhirnya kulelah bertahan
dan ingin kucurahkan sgala rasa kekecewaan
 
Terasa menyesakan dada
kala cinta pada manusia
dikhianati tinggalkan ku sendiri
hanya air mata bicara
tanda hati hancur terluka
Kau masih saja menemani setia

tiada Kau lelah akan keluhan
tiada Kau marah karena bosan
mendengarkanku
yang telah melupakan-Mu
aku melupakan-Mu.....

kini aku mengerti bahwa
cinta-Mu saja yang tak akan pernah mengecewakanku