Sejenak lalu aku tertawa,
untukmu dan juga untuk mereka,
kini aku tersenyum menahan air mata,
saat kutahu kegembiraan telah usai dipertunjukkan,
lalu kembali ruangan ini hening, senyap seperti hari-hari lalu.
Sejenak lalu aku bersamamu,
juga bersama kicau burung dan mentari,
kini aku kembali sendiri seperti hari-hari yang lalu,
saat kusadari hariku memang hanya untuk kesendirian ini,
lalu kembali aku menggali dasar hati yang kutahu tak lagi berdasar.
Kini semua telah usai,
bersama senandung kerinduan,
dan entah senandung apa lagi aku tak lagi tahu,
kala kusadari aku memang tak lagi ingin bersenandung,
agar semua segera usai dan kembali kupeluk dinding kelabu dan hitam.
Esok ‘kan kukemas kembali tawa yang tlah usai ini bersama dini hari,
menabur lembar baru pada dedauan hingga ujung senja,
agar hari lebih berwarna dan tak ada duka,
menawar sejenak tiup angin,
bawakan mantra,
cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar