Laman

Rabu, 11 Agustus 2010

lukaku

Datanglah ke dalamku, kataku, tak ada yang tahu
dimana, bagaimana berdentaman duka nesatapaku
tak ada anyelir atau lagu perahu tersembah bagiku,
kecuali cinta yang terluka yang menganga pilu.  
 
 
Baik kukatakan lagi: datang padaku, dalam sekaratku,
Tak ada yang tahu, ada bulan berdarah di mulutku
atau darah yang mengucur membanjir dalam sunyi.
O Cinta, kini bisa terlupa bintang yang menebar duri.
Tersebab itu, maka berulang kudengar lagi suaramu
Datanglah ke dalamku, ketika kau biarkan saja berlalu
duka cita, cinta, gelegak amarah dalam sebotol anggur

dari kedalaman mata air panas melompat menderu:
tercicipi lagi panas rasa kobar api di nganga mulutku
rasa darah dan anyelir, rasa cadas dan luka bakar.

Tidak ada komentar: