Laman

Kamis, 25 Agustus 2011

aku bermimpi untuk suatu impian
sendari berlari melintas nirwana kehidupan
dengan segala kewajiban dan beban di atasku
aku mulai menginjak hal baru
yang mungkin akan menjadikan kehidupan baru
meninggalkan semua yang aku lalui
dengan hati yang teriris luka
maninggalkannya apa kebenaran..???
memujanya apa keharusan.???
meminta suatu kehendak untuk aku berjalan
dalam sesat kehidupan yang hina
dalam penuh keyakinan ataukah penyesalan.??
dalam bingkai surga atau neraka..??
siapa rela akan menjalani ini
dengan kesedihan dan kegembiraan
aku datangi semua
bersalah aku saat ini
mengungkap semua jalinan yang aku lalui
kebencian dan rasa sayang
bagai sebuah hal yang aku makan tiap hari
panas aku bermain api
namun api ini tak bisa kupadamkan
bersama kehendaknya diatas
dan dosa yang aku bebani saat ini
ingin melanjutkan mimpi dengan semua yang aku lakukan
dengan semua hinaan dan kebusukan dunia
sangat dalam arti sebuah pilihan
hanya ada salah atau benar….
percayakan kata hatimu..
namun aku tak bisa mendengar saat ini..
aku bimbang, aku kosong……
aku ingin menjadi yang terbaik…
tapi tak mungkin tuk jadi itu semua
semua hancur dan musnah…
namun aku memiliki hal yang baru,,
yang dapat berharap tuk yang terbaik..
dan menebus dosaku saat lalu..


aku menyesal tuhan…
aku telah hina saat ini..
tak akan termaafkan lajuku..
dan tak akan bisa kembali seperti awalnya
biarkan aku menebus tuhan
untuk hinaku yang telah tertanam
biarkan aku merasa sempurna saat aku memulai ini
biarkan aku merasakan nikmat kebahagiaanmu lagi
biarkan aku menjaganya dengan penuh kasih sayangku
dan dengan kaikhlasanMu tuhan..
aku ingin jadi sempurna seperti yang lain..

Rabu, 17 Agustus 2011

Bergejolak di mimpi malam
Mimpi ini tak membawa tentram
Mimpi ini mengingatkan nan kelam
Tidurku terselip kisah suram
Dalam mimpi pun ku tak terkata
Sesuai kenyataan yang tak terkata
Hanya bisa diam seribu bahasa
Terlalu penuh di dada
Ibarat susu kaleng
Berlubang satu lubang
Tak keluar karna udara kosong
Begitu juga dada ini tak lagi terbendung
Dalam mimpi pun terbisu
Dalam mimpi pun terganggu
Dalam mimpi pun berseteru
Dalam mimpi pun terkisah memilu..

Minggu, 14 Agustus 2011

Perpisahan bukanlah akhir dari sebuah perjalanan hidup. Semua harus tetap berjalan, tak peduli penuh penyesalan dan kesedihan. Mungkin aku menanti, mungkin cinta telah mati, atau mungkin cinta sejati, tapi saat sendiri kehidupan harus terus dijalani dengan sepenuh hati.
Undangan itu, bukan berarti ku tak lagi mencintaimu. Bukan pula berarti ku tak mencintai dengan ia yang inisial namanya dirangkai dengan inisial namaku. Dulu pun aku tak mengerti, bahwa cinta sejati bisa tetap tersimpan, sambil terus berjalan menyongsong masa depan.
Pada akhirnya, cinta sejati hanya dapat dirasakan oleh yang mengalami. Sebab hati punya kita sendiri, sebab hidup harus terus dijalani

Malam kehilangan hitamnya,
siang pun kehilangan terangnya,
hitam dan putih kehilangan warnanya,
lalu dia menjerit pilu bercampur duka dan murka,
berteriak dadanya begitu lapang untuk derita.
Harga kehilangan mahalnya,
asmara pun kehilangan geloranya,
cinta dan rindu kehilangan kehangatannya,
lalu dia menjerit lantang dirinya penuh dengan cinta,
memekik penuhi rongga dan altar dengan raungan cinta.
Aku pun kehilangan rasa,
ragaku kehilangan bentuk dan warna,
jiwaku kehilangan arah entah ke mana harus berlari,
rasa, raga dan jiwa menyatu dalam bilik keheningan malam,
lalu Dia datang satukan yang terburai hingga menjelma dalam bingkai.
Kini jiwa terbuka untukNya,
‘slidiki dan nyatakan ‘sgala perkara,
untuk singkapkan semua yang terselubung,
lalu hilang gundah dan nestapa pada tepian malam,
esok fajar kembali menyingsing hilangkan gelap dan pekat malam.
Hilang wajah duka oleh mentari pagi.
Hilang hati nestapa oleh Nyanyian Surgawi.
Hilang keraguan atas CINTA dan RINDU pada kelopak mawar hitam.

Jasadku terkulai beku ketika nyanyian sukma membahana ngilu,
menapaki pencarian panjang tiada akhir.
Temaram memudar bersama binar bersimbah peluh,
akankah pencarian ini berakhir.
Dan akulah si hitam memandang kelam bertemu cinta di keremangan senja.
Bagai alam terdiam dalam kesakitan, cinta bertebar di seluruh pejuru.
Aku pun tak akan pernah lelah menungguMu,
kubiarkan diriku sendiri nikmati penantian.
Dan akulah hitam menatap hitam wajah-wajah cinta,
Ingin kubisikkan aku lelah menantiMu,
tapi tak kulakukan dan aku pun masih menanti.
Dan kini aku memandangmu dengan penuh cinta walau kita berdiri di antara ruang berbeda.

Hatiku retak bersuara nyaring,
atau suara ini membuat retak hatiku,
membawaku pada keheningan tiada bertepi,
keraguan dan bimbang tiada berujung,
dan keraguan memoles yang kutak tahu menjadi nyata.
Aku menyusuri Always Will Be di keheningan malam,
adakah kerinduannya sama dengan yang sedang kurasakan,
namun tetap hening ku temui di sini,
tak ada dirimu dan siapapun,
selain bayangan dan angan melambung tiada henti
karena suara itu hentikan langkahku.
Di saat hati memanas,
dan nodanya menutupi celah cinta,
suara itu melambung dan menyergapku untuk diam.
Coba biarkan alunan indah merasuk dalam hati,
agar selesai rindu ini dan tak kucari lagi dirimu,
yang memang tak pernah ada,
dan suara ini memelukku dalam hitamnya malam.
Wahai suara dalam hatiku, biarkan sejenak aku memeluk rindu dan cintaku. Jangan kau halangi langkahku pada setapak yang memang untukku. Esok aku akan mendengarkanmu bernyanyi. Bernyanyi indah untuk hari dan hatiku yang indah. Berdamailah denganku dalam hangatnya cinta.
Sejenak lalu aku tertawa,
untukmu dan juga untuk mereka,
kini aku tersenyum menahan air mata,
saat kutahu kegembiraan telah usai dipertunjukkan,
lalu kembali ruangan ini hening, senyap seperti hari-hari lalu.
Sejenak lalu aku bersamamu,
juga bersama kicau burung dan mentari,
kini aku kembali sendiri seperti hari-hari yang lalu,
saat kusadari hariku memang hanya untuk kesendirian ini,
lalu kembali aku menggali dasar hati yang kutahu tak lagi berdasar.

Kini semua telah usai,
bersama senandung kerinduan,
dan entah senandung apa lagi aku tak lagi tahu,
kala kusadari aku memang tak lagi ingin bersenandung,
agar semua segera usai dan kembali kupeluk dinding kelabu dan hitam.

Esok ‘kan kukemas kembali tawa yang tlah usai ini bersama dini hari,
menabur lembar baru pada dedauan hingga ujung senja,
agar hari lebih berwarna dan tak ada duka,
menawar sejenak tiup angin,
bawakan mantra,
cinta.